Pages

Minggu, 06 Maret 2011

FRAU


Frau adalah Leilani Hermiasih. Anaknya biasa saja. Lani berusia 21 tahun. Lulusan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta yang saat ini duduk di bangku Jurusan Antropologi UGM. Setelah sempat mengenyam karir di Anggisluka, mencabik bass di Essen Und Blood dan menjadi kibordis ‘tambahan’ di Southern Beach Terror, mahasiswi ini diam-diam merangkai beberapa komposisi lagu yang dimainkan dan dinyanyikan sendirian. Beberapa lagunya mengadopsi jurus maut Regina Spektor dan sisanya punya rasa lebih manis dikecap di segala cuaca dan suasana layaknya musik pop ampuh pada umumnya.
Kalau yang suka denger radio, pasti setidaknya pernah mendengar lagu ini. Ya, judulnya Mesin Penenun Hujan, penyanyinya namanya Frau. Memang terdengar asing, karena memang tidak termasuk ke dalam major label. Walaupun berstatus indie, tapi karyanya tak kalah dengan artis major label.

Frau - Mesin Penenun Hujan
Merakit mesin penenun hujan
Hingga terjalin, terbentuk awan
Semua tentang kebalikan
Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu

Keputusan yang tak terputuskan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita

Kau sakiti aku, kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan

Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
One of my fav song ' GLOW '

Hold me, you shall never ever see me
Blankets will not hesitate me
Flowers shant even wake

Kiss me, 'tis the last time you may see me
'Tis the last time light shall harm me
I shall cry myself to death

Funny, how you never showed your love to me
Lovely, oh the lights I can see
It's gleaming in my eyes like when you

Burned me, tear my skin off and leave me
'Tis the last time you may hold me
'Tis the last time I shall say good bye

GLOW sounds gothic , ~ cadaaaaaasss  ^^)v

it's no perfect if u dont hear this one
lets cekidot ~
Sepasang Kekasih yg pertama Bercinta di Luar Angkasa
Frau faet Ugo
 
Direntang waktu yang berjejal dan memburai, kau berikan,
sepasang tanganmu terbuka dan membiru, enggan
Di gigir yang curam dan dunia yang tertinggal dan membeku
Sungguh, peta melesap dan udara yang terbakar jauh


Kita adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
seperti takkan pernah pulang (yang menghilang)
Kau membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan Jalan pulang yang menghilang, tertulis dan menghilang, karena kita, sebab kita, telah bercinta di luar angkasa

~sempurnaaa  >ala Demian<  :)
 

0 komentar:

Posting Komentar

mau bilang apa ? silahkan ^_^

Komunitas

 
Copyright 2012 dunia liliput ku. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates